Melihat Jakarta dari Kota Tua

Kali ini saya berkesempatan untuk tinggal di Jakarta, ibukota negara kita tercinta yang juga merupakan kota metropolitan terbesar di Indonesia. Tinggal selama enam bulan mungkin belum cukup untuk menjelajahi setiap hal menarik yang ada di Jakarta, karena kota ini hampir memiliki semuanya. Dari hal yang paling remeh temeh sampai hal paling penting, semua ada disini, dari pedagang kaki lima, hingga perusahaan multinasional, dari suasana kampung Betawi sampai gedung-gedung skyscraper yang menjulang tinggi menghiasi langit ibukota, serta modernnya Kota Jakarta dibandingkan dengan kesahajaan Jakarta pada zamannya di Kota Tua.

Saya bersama beberapa rekan scholars yang sedang memperdalam Bahasa Inggris di LBI UI Salemba untuk kepentingan studi tentu saja ingin sekali berkunjung ke tempat-tempat wisata disini, karena kami semua mayoritas berasal dari daerah-daerah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Meskipun ini bukan kunjungan pertama kali, namun baru kali ini kami merasa punya banyak kesempatan untuk bisa menikmati indahnya Jakarta. Kali ini lokasi yang ingin kami datangi adalah Kota Tua Jakarta, sebuah kompleks perkotaan yang sudah exist sejak zaman kolonial Belanda dahulu kala.

Sore hari itu, setelah menyelesaikan pelajaran statistik, kami memutuskan untuk berangkat ke Kota Tua dengan menempuh perjalanan menggunakan Commuter Line dari Stasiun Cikini. Salah satu angkutan masal di Jakarta yang sangat nyaman. Dengan hanya Rp8.000,00 kita bisa menempuh perjalanan dengan nyaman di dalam kereta listrik ber-AC. Kalau mau menggunakan KRL yang lebih murah, ada juga yang ekonomi, tiket hanya Rp1.500,00 saja. Kami kemudian berhenti di Stasiun Jakarta Kota. Stasiun ini juga merupakan peninggalan Belanda, hal ini bisa dilihat dari arsitektur bangunan yang tinggi besar dan luas, serta dengan interiornya yang khas. Berada disini kami serasa tidak sedang di Indonesia. Kami pun memilih untuk duduk-duduk sebentar menikmati suasana stasiun kuno, dan tak lupa berfoto-foto.
Asiknya naik Commuter Line...
Setelah puas berfoto di stasiun kami melanjutkan perjalanan ke Kota Tua, sudah sangat dekat dari sini. Setelah melewati pintu keluar maka kita tinggal berjalan menuju arah BNI, nah dari situ lurus saja sampai ke arah pertigaan, kemudian menyebrangi jalan, sampailah kita di halaman utama Kota Tua Jakarta. Bangunan-bangunan yang sangat khas, dengan gaya arsitektur Eropa tua menghiasi wilayah ini, sangat menarik. Pada sore hari ternyata Kota Tua dipenuhi dengan pedagang kaki lima, mereka menjual berbagai macam barang, berupa kaos, suvenir, jajanan, dan tentu saja makanan. Para pengrajin tato temporer juga banyak disini, bahkan ada juga tukang ramal garis tangan dan peramal dengan kartu tarot. Teman-teman saya yang curious mengamati satu-satu pedagang yang berjajar sepanjang lapangan.

Menurut sejarahnya, bisa kita baca pada website Enjoy Jakarta, asal-usul Kota Tua kala itu adalah sebagai berikut : Pelabuhan Sunda Kelapa diserang oleh Kerajaan Demak pada Tahun 1526 yang dipimpin oleh Fatahillah. Setelah penaklukkan kemudian diberi nama Jayakarta pada 22 Juni 1527. Luas kotanya sekitar 15 Hektar dengan desain tradisional Indonesia. Jayakarta itu sendiri kemudian dihancurkan oleh VOC pada Tahun 1619 yang dikomandani oleh Jan Pieterzoon Coen. Pada masa itu kemudian Pemerintah Belanda membangun kota baru yang dinamai Batavia, berasal dari kata Batavieren, sebagai penghargaan atas nama suku di Eropa yang merupakan nenek moyang orang-orang Belanda. Penduduk Batavia disebut sebagai Batavianen, yang juga dikemudian dikenal sebagai masyarakat Betawi. Orang-orang Betawi adalah campuran dari berbagai macam suku di Indonesia. Pada Tahun 1635 Batavia diperluas hingga ke sisi barat sungai Ciliwung di atas reruntuhan dari Kota Jayakarta. Kota ini kemudian dikembangkan dengan sistem keamanan semacam tembok dan parit yang mengelilinginya. Pembangunan Kota Batavia berakhir pada Tahun 1650, dan setelah era pendudukan Jepang, Batavia diberi nama Jakarta, hingga saat ini.

Dalam website Enjoy Jakarta memuat banyak informasi yang cukup lengkap mengenai tempat-tempat wisata yang menarik di Jakarta, cerita sejarah, masyarakat dan budayanya, iklim, lokasi kuliner terkenal, hotel dan penginapan, events yang sedang diadakan di Jakarta, alat-alat transportasi untuk mengelilingi kota, peta, serta hal-hal lain yang bisa kita dapatkan disini. Bagi orang-orang yang sedang atau mau mengunjungi Jakarta wajib banget untuk menyelami isinya satu demi satu.

Kami beruntung, sore ini ternyata sedang ada pertunjukkan debus. Kesenian dari Banten yang mempertontonkan atraksi silat dan kekebalan ini ternyata cukup diminati para pengunjung. Mayoritas mereka yang datang meluangkan waktunya untuk berdiri menikmati pertunjukkan yang bagi sebagian orang mungkin ngeri karena mengandung unsur kekerasan, tapi kita tidak perlu khawatir, karena para pemainnya tentu saja sudah sangat terlatih, termasuk anak-anak yang ikut terlibat dalam atraksi. Bagi mereka yang menonton acara ini akan dimintai sumbangan seikhlasnya ke dalam kaleng yang diedarkan oleh salah satu pemain, salah satu bentuk terimakasih dan apresiasi atas hasil kerja keras yang menghasilkan atraksi yang menarik.

Tak jauh dari perutunjukkan debus di tengah lapangan, di depan bangunan gedung Museum Sejarah Jakarta ada hal lain yang menarik, manusia patung. Seseorang berpakaian rapi dengan kostum yang mengkilap seolah-olah seperti patung silver. Terkadang ia bergerak, namun gerakannya pun kaku seperti patung sungguhan. Banyak juga yang tertarik dengan manusia patung ini dan kemudian minta berpose bareng. Tak mau ketinggalan, beberapa rekan scholars pun ambil bagian, berfoto bersama. Tentu saja tidak lupa untuk memberikan uang sekedarnya ke dalam kotak yang sudah disediakan.

Oh ya, salah satu cara menarik untuk menikmati Kota Tua adalah dengan mengelilinginya menggunakan sepeda kumbang yang disewakan. Harga sewa tidak mahal, hanya berkisar antara Rp15.000,00 per jam, atau juga bisa diantar berkeliling dengan wisata ojek sepeda kota tua hanya membayar Rp30.000,00 bisa berkeliling ke beberapa tempat. Karena kami datang pada sore hari, maka kami memutuskan untuk tidak menyewa sepeda, lagipula sudah ada begitu banyak pedagang sehingga akan menyulitkan bersepeda melewati diantara mereka. Tapi tak apa, kami berkeliling sambil berjalan kaki, agak capek memang, tapi tetap saja fun karena kami beramai-ramai.

Satu hal yang tak pernah absen dari berwisata adalah berfoto. Nah bagi pengunjung yang ingin berfoto-foto ria dengan tema klasik, tempat ini sangatlah cocok karena menawarkan bangunan dan suasana yang sangat colonial. Kalaupun mau berfoto dengan mobil-mobil tua juga ada, beberapa vendor sudah menyediakan keperluan properti dan juga kamera, pengunjung tinggal membayar mulai dari Rp15.000,00 bahkan sudah bisa dicetak ditempat. Kalau mau yang gratisan bisa bawa kamera sendiri, lalu cari lokasi yang sepi untuk berfoto. Alternatif kedua yang banyak dilakukan oleh teman-teman.

Kami berkunjung hingga malam disini, bagi pengunjung muslim juga disediakan sebuah musholla di salah satu sudut lokasi. Untuk makan malam disini cukup mudah, ada banyak pedagang makanan, baik yang berat dan ringan. Kali ini kami terpecah menjadi dua grup. Separuh ingin mencoba nasi goreng, dan sisanya lagi ingin mencoba mie dan nasi goreng Aceh. Keduanya sama-sama enak, dan dengan harga yang lumayan murah, selain itu, pengunjung sudah bisa menikmati banyak jenis makanan lain disini. Kalau mau yang lebih mewah, pengunjung bisa mencoba untuk masuk ke salah satu restoran yang ada. Restoran tersebut cukup terkenal karena menawarkan suasana yang berbeda, penataan interior ruangan yang khas, benda-benda bersejarah, serta foto-foto zaman dulu, dan tentu saja masih dengan atmosfir tempo doeloe. Mungkin yang perlu diperhatikan adalah masalah harganya yang sedikit lebih tinggi dibandingkan makan ditempat lain di Kota Tua, tapi pastinya harga itu sebanding dengan yang anda dapatkan.
Makan mie Aceh di Kota Tua, murah dan enak loh..
Makin malam hiruk pikuk pengunjung pun semakin ramai, mayoritas adalah remaja, pendatang yang sedang berkunjung ke Jakarta, bahkan beberapa turis mancanegara pun terlihat ikut berdesak-desakan di salah satu obyek wisata di Jakarta ini. Kita harapkan pemerintah daerah dan elemen masyarakat terkait semakin peduli dengan keberadaan Kota Tua Jakarta mengingat nilai historis serta nilai ekonomi yang telah memberikan banyak dampak positif terhadap masyarakat. Semoga Kota Tua semakin tertata rapi, bangunan-bangunan tua kembali direstorasi sehingga semakin nyaman dilihat, pemberian tempat duduk pengunjung, keberadaan free wi-fi, pedagang-pedagang kaki lima diatur sedemikian rupa sehingga teratur, misalkan dengan tenda yang seragam dan hanya terlokalisasi disalah satu tempat, sehingga pengunjung akan lebih nyaman dan tertarik untuk lebih berlama-lama menghabiskan waktu bersama nostalgia Batavia masa lalu.

Tak terasa sudah pukul 19.30 WIB, kemudian kami memutuskan untuk meninggalkan Kota Tua. Sebagian dari kami memilih kembali ke tempat tinggal di Salemba dengan menggunakan commuter line seperti saat berangkat tadi, ternyata kali ini cukup padat karena masih banyak orang-orang yang bekerja di Jakarta yang ingin kembali ke Bogor. So, tips saya hindari menggunakannya pas jam-jam pulang kantor. Beberapa rekan pulang dengan menggunakan Busway, haltenya berada pas di seberang stasiun Jakarta Kota, ada banyak pilihan untuk menuju ke lokasi ini ternyata, dengan Busway kita hanya butuh Rp3.500,00 saja. Sementara itu, sebagian rekan yang lain ternyata masih melanjutkan perjalanan wisata hari ini dengan mengunjungi Monumen Nasional (Monas), salah satu ikon Jakarta yang sudah sangat terkenal. Bakalan lupa waktu untuk mengunjungi tempat-tempat unik in the city that never sleeps, begitu orang bilang. Begitu banyak tempat dan hal menarik yang bisa dikunjungi di Ibukota, so, yuk ramai-ramai berwisata dan Enjoy Jakarta!.


Salam,
@frochadi


2 comments:

  1. Halo, blogger. saya putri dari VIVAlog. Kirimkan data pribadi kamu ke putri.megasari@viva.co.id dengan format:

    Nama:
    Email:
    No.Hp:
    Alamat:
    Judul Artikel+(link blog):
    Akun Twitter:

    Karena yang sudah submit akan di data.
    Terima kasih :)

    ReplyDelete

Powered by Blogger.