Tips Menghadapi Wawancara Beasiswa


Halo, buat kalian-kalian yang sudah mendapatkan panggilan untuk melakukan wawancara beasiswa pasti deg-degan ya. Menurut saya sih sebenarnya wawancara beasiswa itu tidak jauh beda dengan wawancara mencari kerja, jadi bagi kalian yang pernah menjalani wawancara kerja itu sudah menjadi modal awal deh. Sebenarnya ketika kita sudah sampai pada tahap wawancara itu sudah menjadi suatu pencapaian karena dari ratusan atau mungkin ribuan pelamar beasiswa tentunya hanya beberapa saja yang dipanggil. Sebagai contoh waktu saya mengikuti wawancara pada beasiswa Prestasi-USAID waktu itu dari 1037 pendaftar hanya sekitar 200 saja yang dipanggil wawancara, dan akhirnya dipilih 30 orang (untuk kuliah di US) dan 11 orang(untuk kuliah dalam negeri).
Berikut deh saya share pengalaman saya ketika menjalani proses wawancara tersebut.

Waktu itu saya mendapatkan panggilan wawancara untuk bidang Democratic and Governance dan akan dilaksanakan di Medan (mungkin karena saya berdomisili di Bengkulu). Karena saya tidak ada family dan teman di Medan, maka kemudian saya putuskan untuk pulang-pergi di Medan dan menginap di Jakarta, kebetulan ada teman yang sedang bertugas disana dan menginap di hotel, jadi pas berangkat dan balik lumayan dong saya bisa nebeng (Makasih Brima dan Novi!). Berangkat dari Jakarta sehabis shubuh karena saya mengambil pesawat pagi sekitar jam 7. Menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam akhirnya sampailah saya di Medan. Asing banget karena memang saya sendiri pun belum pernah mengunjungi kota ini sebelumnya. Beruntung di kantor ada beberapa orang Medan dan bisa dijadikan sumber informasi yang akurat (Makasih Adisti!). Sekitar jam 9 saya sudah di bandara dan tidak tahu mau ngapain karena jadwal wawancara saya akan dimulai paling cepat pukul 14.00-15.00.

Ide terbaik tentu saja hangout ke mall saja. Dari hasil nanya-nanya ke Adisti, mall terdekat adalah SUN Plaza, lagipula mall itu juga dekat sih dengan hotel tempat diadakan wawancara. Sampai di mall disana baru buka euy, tidak banyak yang bisa dilakukan, jalan-jalan mengitari mall sampai bosen dan akhirnya mendarat di Pizza Hut dari jam 10.30 sambil nunggu makan siang dan baca-baca lagi isi formulir beasiswa yang dulu saya kirim ke panitia. Siapa tau itu ditanyakan, dan memang kata pemberi tips-tips beasiswa sih memang akan ditanyakan kembali.

Kurang lebih dua jam saya nongkrong di PH, makan siang, baca-baca, sampai sempat ketiduran sebentar. Jam 12.30 saya keluar dan mencari tempat shalat, untungnya masjid raya berada dibelakang persis mall ini. Setengah jam lagi saya sambung untuk shalat dan tiduran di masjid raya sampai jam 13.15 saya putuskan untuk berangkat ke hotel.

Sampai di hotel langsung deh saya menuju ke ruangan tempat saya menjalani wawancara, ada beberapa ruangan, tergantung dalam pembagian peserta dan masing-masing sekitar 5-7 peserta. Sampai disana sudah ada 3 orang yang berada dalam satu technical office Democratic and Governance, dan mereka semuanya dari Aceh. Demi menghilangkan grogi dan deg-degan kami ngobrol-ngobrol deh. Ternyata salah satu dari mereka berasal dari kampus yang sama, UGM. Namanya Meidy, anak Geografi 2003, dan dia adalah teman SMA dari Sayed, temanku satu jurusan di FISIPOL. Memang dunia itu sempit ya,haha. Meidy ini adalah salah satu peserta yang juga lulus dari kelompok kami. Dalam kelompok ini saya adalah peserta wawancara terakhir dan baru mendapatkan giliran dari pukul 15.00 dan berakhir pada 16.30-an. Sebelum wawancara peserta harus mengisi biodata dan di foto satu-satu sama Mbak Ratari (IIEF). Sambil menunggu peserta sebelumnya, saya sempat mengobrol dengan Ibu Mira Sambada dari IIEF (Chief of Party Prestasi) dan ternyata beliau lumayan bisa mencairkan suasana sehingga saya ga terlalu grogi serta banyak bisa memberi motivasi.

Tibalah giliran saya untuk wawancara, ada 3 panelis, mereka adalah Bapak Hanif Saleh (USAID), Ibu Diah (USAID), satu ibu professor dari USU (maaf lupa namanya), serta dua orang observer (Bu Mira dan Mbak Wiwin) dari IIEF selaku kontraktor yang menjalankan program Prestasi dari USAID. Para pewawancara ramah dan baik, mereka tidak seperti orang yang akan menjudge apakah kita benar atau salah. Proses wawancara berjalan smooth dan santai sambil bercanda-canda sedikit. Ketika memasuki ruangan wawancara saya langsung menyapa dan menyalami satu-satu para panelis agar lebih akrab dan enak. Setelah itu akan disuruh duduk di kursi yang sudah disediakan dihadapan mereka, para observer berada di belakang dan samping kita. Pertama kita akan disuruh menjelaskan semua yang sudah kita isi dalam formulir yang telah kita kirimkan ke panitia, sambil para panelis memberikan pertanyaan-pertanyaan lebih mendetail. Penting bagi kita untuk bisa menjelaskan siapa kita sebenarnya ke panelis, hal-hal apa yang telah kita lakukan selama sekolah, kuliah, dan juga sekarang dimana kita bekerja, hal-hal apa yang bisa memberikan motivasi ke kita, visi dan misi kita, apa tujuan kita mendaftar beasiswa ini, dan mengapa pengen kuliah di US. Bagian berikutnya adalah wawancara lebih mendetail mengenai pekerjaan kita, kaitan dan manfaat kuliah dengan kerjaan, kontribusi yang akan kita berikan ke masyarakat setelah lulus kuliah nanti, alasan pemilihan jurusan kuliah (misal, kenapa kamu memilih Public Policy?), dan lain-lain pertanyaan yang mungkin bisa muncul. Oh ya, waktu itu proses wawancara dilakukan dalam 2 bahasa, Inggris dan Bahasa Indonesia, namun ada juga teman satu batch yang tes di kota lain yang full English karena dia mendapatkan pewawancara orang US , jadi misal speaking kita belum terlalu oke disiapin aja baik-baik aja dengan berlatih, BTW kelancaran berbahasa Inggris bukan hal paling utama kok ;).

Kalau bisa dibuat poin per poin mungkin hal berikut yang perlu dipersiapkan sebelum wawancara :
•Kuasai materi dalam formulir yang sudah kita isi dan kirimkan
•Kuasai materi dalam pekerjaan kita secara detail, karena hal ini biasanya perlu kita jelaskan ke interviewers terkait dengan pentingnya pencapaian sasaran program mereka
•Akan lebih baik kalau kita juga menguasai sedikit tentang jurusan kuliah yang akan kita ambil serta riset yang mungkin akan kita laksanakan selama kuliah nanti
•Berlatih speaking dengan praktek di depan kaca atau dengan teman dekat, materinya paling utama ada dalam formulir, serta materi-materi lain yang sekiranya relevan
•Istirahat yang cukup itu penting
•Datang awal ke tempat wawancara,wajib!
•Ngobrol-ngobrol aja dengan peserta lain agar menghilangkan grogi
•Bersikap ramah dan menyenangkan selama wawancara
•Libas semua pertanyaan! Maksudnya buatlah jawaban sebaik kita mampu, jangan dilebih-lebihkan, jangan sok tau, dan jangan sampai tidak menjawab pertanyaan
•Ungkapkan bahwa kita benar-benar mengharapkan beasiswa ini karena begitu penting bukan hanya bagi kita, tapi juga organisasi, dan tentu saja bagi kemajuan Indonesia nantinya.
•Diakhir wawancara kita akan diberikan kesempatan untuk bertanya-tanya, siapkanlah beberapa pertanyaan yang sekiranya kalian ingin tahu dari program beasiswa tersebut, jangan malu dan ragu karena mereka akan menjawab dengan tangan terbuka.
•Jangan lupa berdoa, minta bantuan doa juga dari orang tua,keluarga,saudara-saudara,teman-teman. Taukah kalau dengan doa kita akan mengharapkan keajaiban sehingga semesta pun mendukung. Amin!

Dulu saya setelah memberikan pertanyaan di akhir sesi, kemudian berpamitan, bersalaman, dan berkata ‘I wish I can make it!’, para panelis pun tertawa. Saya langsung keluar ruang wawancara dengan perasaan lega dan benar-benar nothing to lose karena apapun hasilnya itu adalah kewenangan Tuhan. Kalau belum mendapatkan ya jangan bersedih karena itu belum menjadi rezeki kita, dan kalaulah lulus, jangan lupa untuk bersyukur ya temans.
Selamat dan sukses!!

Salam,
Frochadi

Lebong; 16/04/2013 – 13.39WIB

31 comments:

  1. Selamat malam pak,

    Terima kasih, artikel ini sangat membantu saya. Nama saya Catherine dan tahun ini saya dipanggil interview beasiswa PRESTASI. Saya ingin sekali kuliah ke Amerika dan kembali ke Indonesia untuk membangun bangsa. Selain pesan di atas, apa ada lagi yang bisa saya siapkan?

    Terima kasih banyak. Email saya catherine.setiawan@hotmail.com :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Cath,
      Sepertinya hal diatas sdh cukup,selebihnya tinggal doa dan keberuntungan kita. Sila kalau ada pertanyaan lain :)

      Delete
  2. Makasih banyak untuk balasanya Pak.

    Tahun ini ada 100an orang yang dipanggil interview. Kira kira berapa penerima beasiswa pertahunya? apakah ada field yang diutamakan?

    Terima kasih banyak untuk balasanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo tdk salah sekitar 30 utk luar negeri dan 10 untuk dalam negeri...
      yang diterima sesuai dengan kebutuhan masing-masing field, hanya usaid yang tau..
      kalau taun lalu masih ada 200-an orang pas wawancara.
      Good luck

      Delete
  3. Dear Mas Frochadi,

    saya hanya ingin mengabari bahwa saya berhasil mendapatkan beasiswa ini.
    Terima kasih banyak atas bantuanya ya mas.

    saya lagi mempersiapkan diri untuk training hehehe.

    mas ada masukkan untuk saya mengikuti training? bisa di share hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Catherine, Selamat ya! training sepertinya akan santai dan menyenangkan, sebenarnya saya ada beberapa cerita dg teman2 sepanjang training, tapi belum sempat di posted karena kesibukan. It was very fun! (yet sometimes awful dan full of pressure too!)

      Delete
  4. ulasan yang bagus pak, menarik.
    Saya ada rencana akan mendaftar untuk 2014, Untuk pengisian form nya apakah ditulis tangan atau di ketik menggunakan komputer ?

    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pak Rio: Both are okay. Kalau tulisan tangan diusahakan bisa dibaca oleh semua orang ya. Goodluck! :)

      Delete
  5. Halo, saya ingin ikut mendaftar tahun ini. Saya pekerja swasta, sekarang pekerjaan saya adalah sekertaris. Apa bisa ya saya mengambil bisnis manajemen? apakah penentuan jurusan yang kita pilih harus sesuai dgn latar belakang pendidikkan S1 kita atau sesuai dengan latar belakang pekerjaan kita atau yang berbeda dari keduanya tetapi menjadi pilihan untuk masa depan kita?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak/Ibu, jurusan yang diambil tentu berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh USAID, silakan dicek diwebsite prestasinya apa-apa saja yang available. Jurusan bisa beda dengan background S1, tidak menjadi masalah, yang jelas harus relevan dengan pekerjaan dan proyeksi masa depan kita.

      Delete
  6. To Mas Frochadi,

    Untuk surat rekomendasi dari pembimbing akademik (skripsi) apakah diperbolehkan apabila dosen tersebut telah pensiun atau tidak aktif mengajar lagi..?

    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pertanyaan bagus. Sejauh tidak ketahuan tentu tidak apa2.lol
      Saran saya sih yang masih aktif aja, in case nanti di kontak/cross checked sama panitia beasiswa :)

      Delete
  7. mas frochadi, letter of reference itu dikirim terpisah ya? atau bisa bersamaan mengirimnya dg application form tapi dg amplop yg berbeda ?
    jika berkenan mas frochadi bisa kirim ttg contoh short essay nya ke email saya ? ingin tau seperti apa contohnya....ini email saya mas: rioadityakurniawan@gmail.com
    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya dulu 2 buah barengan (dg amplop terpisah tapi di dlm amplop besar yg sama) dan satunya terpisah lgsg ke IIE dikirim oleh dosen saya. short essay saya sdh tdk tau dmn hehe, isi aja sebaik mungkin, tidak ada salah dan benar kok :)

      Delete
  8. Sebelumnya makasih atas jawaban yang diberikan sebelumnya..

    o iy Mas, saya sudah berusaha mengisi short essay-nya, apakah mas rochadi bersedia mengoreksi sekaligus memberikan masukan untuk essay saya..? Terima kasih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama.
      Silakan bisa dikirim ke frochadi@gmail.com
      Nanti di waktu luang saya bantu review semampu saya.

      Delete
  9. makasih mas sarannya. doakan ini besok kamis mau tes wawancara astra. peserta 3000 diambil 70 doang. doanya mas. semoga berkah isi blog nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sounds cool! I know you can make it. Semoga lancar dan sukses wawancaranya ya mas. Saya doakan pastinya. Aammiiinn.

      Delete
  10. salam mas. terimakasih atas tulisannya. untuk beasiswa ini, apakah memungkinkan untuk membawa keluarga?apakah dibolehkan membawa keluarga?dengan dana sendiri tentunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo,

      Terima kasih sudah datang membaca. Sayang sekali, USAID tidak memperbolehkan spouse dibawa selama study, alasannya takut mengganggu perkuliahan scholar.

      Salam

      Delete
    2. Terimakasih sudah membalas mas. Saya Alhamdulillah masuk tahap Interview mas dan permasalahan keluarga ini cukup menjadi concern saya, jaga2 lolos, sudah ada persiapan bawa atau tidak.:-)..persyaratan ini sudah final atau masih ada kemungkinan mas?. Saya dapat cerita dari teman saya yang dapat Ford Foundation dari USAID IIEF juga dan kuliah di boston, dia akhirnya membawa keluarga juga.
      terimakasih atas perhatiannya mas. Artikel ini sangat banyak membantu.Salam

      Delete
    3. wah mantap. Setau saya persyaratan ini final, beberapa rekan di angkatan saya dan sebelumnya sudah berkorespondensi meminta izin membawa keluarga atau bahkan cuma short visit, namun hasilnya nihil, meskipun tidak secara gamblang dituliskan di MoU. Ada baiknya nanti ditanyakan waktu wawancara dengan panelis.
      Ford Foundation beda dengan USAID, adapun kontraktor program ini setau saya memang IIE (IIEF di Indonesia), dan program FF sudah selesai bbrp tahun lalu.cmiiw

      Delete
    4. Klo datengnya waktu kuliah lg libur blh g?

      Delete
  11. makasih tulisannya mas. saya dengar, sekolah master via beasiswa USAID tidak harus dua tahun, bisa dipercepat menjadi 1 tahunan karena selain menghemat anggaran USAID, juga mempercepat waktu di amerika. Apakah ini benar mas? makasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mas/Mbak Anonim,

      Iya, satu atau dua tahun itu tergantung dari program universitas yang kita daftari, ada yg memang dua tahun bahkan ada yg cukup 10 bulan. Pun begitu, meskipun kita dapat universitas yang programnya dua tahun (4 semester reguler dan satu summer), apabila total sks bisa dikejar dalam waktu lebih singkat, lets say 3 semester, itu jg tdk mjd masalah, bahkan akan meringankan sponsor.

      You re welcome :)

      Delete
  12. sama sama mas. ooh, berarti banyak penerima prestasi yang dibawah dua tahun ya mas?saya fikir harus dua tahun. btw, itu 3 semester (1,5 tahun) sudah termasuk thesis dan langsung bisa lulus atau gak mas? makasih atas kebaikannya membalas ya mas...really appreciate it...:-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, 3 semester itu termasuk coursework's sama final paper atau capstone project. Kurang tau apakah mewajibkan thesis atau tidak, tergantung kampus masing-masing. :)
      Salam and good luck!

      Delete
    2. Dear mas frochadi

      Saya ada panggilan interview thn 2015 ini. Yang membuat saya bertanya tanya apa saja tahapan yg ada sampai akhirnya kita benar benar dinyatakn memperoleh beasiswa ke amerika dan bisa tenang. Setelah kirim aplikasi-interwiew-lalu apa lagi mas? Dan apakah masing2 proses msh ada kemungkinan tdk lolosnya? Terima kasih sebelumnya.

      Delete
    3. Dear Mas Frochadi dan Mbak Luluk,

      Saya juga ada panggilan interview bulan juni nanti. Kalo boleh tau Mbak Lulus ngambil bidang apa dan dimana lokasi interviewnya, siapa tahu ntr bisa saling sharing.
      Terimakasih.

      Delete
  13. Doakan ya teman-teman, saya insyaAllah akan wawancara tanggal 27 Juli ini, terimakasih sharenya mas frochadi, smoga bisa menghadapi sebaik-baiknya :D
    Aditia

    ReplyDelete
  14. Berharga sekali postingannya Pak.


    salam

    www.aulaandika.com

    ReplyDelete

Powered by Blogger.